"TERANG TAK LAGI MENSYUKURI ATAS NIKMAT-MU DAN GELAP TAK LAGI TIDUR YANG NYENYAK"

"TERANG TAK LAGI MENSYUKURI ATAS NIKMAT-MU DAN GELAP TAK LAGI TIDUR YANG NYENYAK"

Sunyi senyap disana telah kau abaikan, Dunia mulai berubah gelap berganti terang dan mereka masih dalam posisi yang sama, Bunga layu seperti kehilangan harapan yang dicita-cita sebagai generasi yang harusnya memperjuangkan atas nasib keluarganya dan juga daerahnya, Matahari tak nampak di manapun, sekalinya engkau nampak mengkhianati yang harusnya jujur padanya bahwa, ciptaannya layak hidup bahagia diatas tanahnya yang ilahi menciptakan, Waktu terus berjalan, Dunia mulai berubah kritis, Hewan-hewan saling memangsa kaumnya sendiri, Manusia telah kehilangan senyumnya

Tidak ada tertawa seorang anak kecil yang polos, Hanya ada tangisan dan darah
Mayat-mayat dibiarkan tergeletak, lupa kata, lupa diri dimana dan ke siapa harus mengadu nasib ini.

Setiap alat tajam dari senjata, pisau dan pikiran serta tujuan tidak manusiawi oleh manusia itu sendiri, berlumuran darah kental yang berjatuhan ditanah sendiri dihalalkan oleh para kolonial, akankah ini janji ilahi untuk hambahnya, ataukah ini salah satu hukuman dari ilahi, haruskah yang engkau ciptakan yang semulia manusia di dunia ini menghadapi ketidakadilan ini dalam siang-malam.

Bila demikian kenapa harus ada gelap dan terang, sedangkan dalam terang manusia hidup tak lagi bersyukur atas nikmat mu dan ketika adanya gelap tak lagi tidur yang nyenyak melainkan tidur diatas darah manusia yang engkau ciptakan.

Laa Haula Walaa Kuwwata Illa Billah


Gudeg: 01/02-2019
Oleh:Takhbir Asso

Tidak ada komentar:

Posting Komentar